Selasa, 07 Oktober 2014

PALANGKARAYA-KU BER-ASAP ...

Bagi kami, masyarakat yang bermukim di kota cantik Palangkaraya Kalimantan Tengah, mengalami situasi susah bernafas, pengap dimana-mana, perih mata, terserang ISPA, batuk, pilek ... adalah hal yang bisa menjadi sesuatu yang mulai terbiasa (mungkin/bagi beberapa orang) di setiap tahunnya.
Hal musabab yang membuat "penderitaan" itu adalah KABUT ASAP karena kebakaran lahan yang entahlah karena memang sengaja dibakar warga untuk membuka lahan atau karena kemarau yang berkepanjangan yang membuat pohon-pohon mengering dan menjadi media "nyaman" bagi api untuk menyebar dengan gagahnya kemana-mana.

Siapa yang patut disalahkan dan harus bertanggung jawab pada kejadian ini ? Pihak Pemerintah Daerah melalui Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah telah melalukan bermacam upaya seperti pembuatan hujan buatan dengan menaburkan garam ke awan agar bisa turun hujan hingga posko siaga penanggulangan kabut asap bekerjasama dengan Manggala Agni BKSDA Kalteng  yang dengan sigap selalu siap sedia memadamkan kobaran api di hotspot-hotspot yang terdeteksi.
Jadi, kita tidak perlu mencari siapa yang patut disalahkan ... karena semua bisa jadi salah jika ada yang merasa benar dan tanggung jawab harus kita pikul bersama-sama dengan cara selalu mengingatkan diri kita dan sesama kita untuk tidak membakar lahan sembarangan, terutama di musim kemarau seperti sekarang ini.







tyas hastuty


Anjuran penggunaan masker jika sedang bepergian haruslah diikuti, gunakan dengan benar untuk menutup hidung dan mulut karena asap yang kita hirup dapat mengakibatkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) yang banyak menyerang terutama anak-anak.
Penjual masker tersebar di setiap ruas jalan-jalan utama. Masker pun banyak dibagikan secara gratis oleh beberapa pihak yang peduli dan prihatin akan kesehatan warga yang semakin menurun akibat kabut asap ini.

bukan penjual masker ... tapi ini masker yang ada di rumah

Kondisi terakhir di kota kami Palangkaraya (06 Oktober 2014), kabut semakin pekat ... pagi hari boleh dikatakan belum terlalu pekat, pandangan ke depan masih lumayan jauh.







Namun sore hari, kabut asap semakin pekat sehingga jarak pandang hanya kurang lebih 500 an meter ke depan, kendaraan di jalan harus menghidupkan lampunya padahal baru jam 4 sore





Walaupun anak-anak senang karena sekolahnya diliburkan selama kabut asap masih pekat, semoga "bencana asap" ini cepat berlalu sehingga  "Central Kalimantan has been become a world pilot project in protecting the LUNG OF THE WORLD" tidak dialihkan ke tempat lain ...

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Bonjour & Welcome

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Advertising

Search This Blog

Flickr Images

Facebook

recent posts

Like us on Facebook

Pages - Menu